Kenali Reumatoid Artritis: Si Sistem Imun yang tak lagi Menjalankan Fungsinya
Reumatoid Artritis si Penyakit Autoimun
Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Sendi yang terjangkit biasanya sendi kecil seperti tangan dan kaki secara simetris (kiri dan kanan) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Kerusakan sendi sudah mulai terjadi pada 6 bulan pertama terserang penyakit ini, dan cacat bisa terjadi setelah 2-3 tahun bila penyakit tidak diobati.
Penyakit autoimun terjadi karena adanya gangguan pada fungsi normal dari sistem imun yang menyebabkan sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri atau dikarenakan adanya kegagalan antibodi dan sel T untuk mengenali sel tubuhnya sendiri sehingga merusak sel tubuh sendiri karena menganggap sel tubuh merupakan benda asing.
Reumatoid artritis menyerang lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang mengakibatkan radang pada pembungkus sendi. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon dan ligamen dalam sendi.
Gejala Reumatoid Artritis:
Terjadi peradangan pada sendi, terasa hangat di bagian sendi, bengkak, kemerahan dan sangat sakit. Biasanya pada banyak sendi, simetris, sendi terasa kaku di pagi hari. Selain itu, gejala lainnya adalah demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah, dan anemia.
Pengobatan Rheumatoid Artritis
Bertindak sebagai nara sumber, Prof. Dr. dr. Harry Issbagio, SpPD-KR, K Ger menyatakan bahwa belum ada obat yang menyembuhkan reumatoid artritis, dalam artian bila obat sihentikan, maka penyakit tidak kambuh lagi. Pengobatan reumatoid artritis ditujukan untuk:
Mengurangi nyeri
Mengurangi inflamasi
Menghentikan kerusakan sendi
Mencegah cacat
Memperbaiki fungsi sendi
Memperbaiki kualitas hidup
Mencegah kematian dini
Reumatoid artritis termasuk penyakit autoimun yang menyerang persendian tulang. Sendi yang terjangkit biasanya sendi kecil seperti tangan dan kaki secara simetris (kiri dan kanan) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan kemudian sendi mengalami kerusakan. Kerusakan sendi sudah mulai terjadi pada 6 bulan pertama terserang penyakit ini, dan cacat bisa terjadi setelah 2-3 tahun bila penyakit tidak diobati.
Penyakit autoimun terjadi karena adanya gangguan pada fungsi normal dari sistem imun yang menyebabkan sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri atau dikarenakan adanya kegagalan antibodi dan sel T untuk mengenali sel tubuhnya sendiri sehingga merusak sel tubuh sendiri karena menganggap sel tubuh merupakan benda asing.
Reumatoid artritis menyerang lapisan dalam bungkus sendi (sinovium) yang mengakibatkan radang pada pembungkus sendi. Akibat sinovitis (radang pada sinovium) yang menahun, akan terjadi kerusakan pada tulang rawan sendi, tulang, tendon dan ligamen dalam sendi.
Gejala Reumatoid Artritis:
Terjadi peradangan pada sendi, terasa hangat di bagian sendi, bengkak, kemerahan dan sangat sakit. Biasanya pada banyak sendi, simetris, sendi terasa kaku di pagi hari. Selain itu, gejala lainnya adalah demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah, dan anemia.
Pengobatan Rheumatoid Artritis
Bertindak sebagai nara sumber, Prof. Dr. dr. Harry Issbagio, SpPD-KR, K Ger menyatakan bahwa belum ada obat yang menyembuhkan reumatoid artritis, dalam artian bila obat sihentikan, maka penyakit tidak kambuh lagi. Pengobatan reumatoid artritis ditujukan untuk:
Mengurangi nyeri
Mengurangi inflamasi
Menghentikan kerusakan sendi
Mencegah cacat
Memperbaiki fungsi sendi
Memperbaiki kualitas hidup
Mencegah kematian dini
Dahulu, pengobatan reumatoid artritis hanya untuk menghilangkan gejalanya saja, seperti mengurangi bengkak,nyeri (pengobatan simptomatik). Dengan pengobatan untuk mengurangi gejala saja, cacat tetap terjadi.
Sekarang, pengobatan reumatoid artritis dimaksudkan untuk menghentikan penyakit agar tidak berlanjut, mencegah hilangnya fungsi sendi, dan mencegah cacat, sehingga dapat mencegah kematian prematur.
Di masa depan, pengobatan diarahkan untuk mengurangi penyakit meskipun pengobatan dihentikan.
Pengobatan RA dibagi dua, yaitu terapi menggunakan obat, dan terapi non obat seperti fisioterapi, psikologik, dan pembedahan.
Pengobatan dengan menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying anti rheumatic drug/DMARD) seperti metroteksat, sulfasalasin, kloroquin dapat digunakan. Namun kekurangan dari penggunaan obat tersebut adalah efek samping yang ditimbulkan cukup besar, prosedur penggunaan cukup rumit, efek lambat, dan angka kegagalan yang cukup besar.
Penggunaan agen biologi yang mekanisme kerjanya menginaktivasi sel T memiliki keuntungan bekerja lebih cepat, efek samping yang sedikit, dan angka keberhasilan yang cukup tinggi. Namun kekurangan penggunaan agen biologi dalam pengobatan RA adalah harganya yang cukup mahal bagi kebanyakan masyarakat. Yang perlu diingat adalah bahwa kunci keberhasilan pengobatan RA yaitu diagnosa dini dan pengobatan awal yang prograsif, yaitu sesegera mungkin menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit (DMARD) bila diagnosa telah ditegakkan. reumatoid artritis belum dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol sampai tercapainya tingkat remisi (sembuh sementara), di mana gejala penyakit terutama kerusakan sendi dapat dihentikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar